Jay sempat kebingungan karena ia dipanggil. Dia memutar otaknya, mengolah segala pikirannya. Petugas lapas itu mendekat. "Cepatlah! Jangan buang waktu!" seru petugas lapas itu yang tak sabar menunggu Jay.
Narapidana yang berotot tadi melihat Jay. Dia tersenyum. "Mampus lu!" batinnya. Dia tersenyum jahat, malahan seharusnya ia sedih jika tahu apa yang terjadi pada Jay.
Jay pun berjalan yang diiringi dengan petugas lapas. Dia berhenti sejenak. "Mengapa berhenti? Cepat, jalan!" pekiknya hingga terasa di telinga Jay.
"Pak, ini sebenarnya ada apaan?" tanya Jay seraya mengerutkan kening tanpa menghentikan langkahnya.
"Sudahlah, jangan banyak tanya! Nanti kamu tau sendiri," ketusnya yang enggan menjawab pertanyaan Jay.
Apakah hampir semua petugas lapas seperti itu yang sering bersikap judes? Jay tak terlalu memusingkan sikap petugas lapas itu. Dia melangkahkan kaki lebih berhati-hati tanpa mengurangi kecepatan kedua kakinya.