Jay tak pernah mengira bahwa dirinya berada di dalam sangkar yang hanya bisa sosok itu keluarkan. Dia tersenyum memandang sosok yang di depannya. "Tinggal pertanyaanku yang terakhir," ucap Jay sambil berjalan menjauhi sosok itu.
Tanpa sadar dia meniru sedikit gaya dari sosok itu. Dia menghentikan pergerakan kedua kakinya secara perlahan. Dia berbalik badan tanpa meninggalkan goresan kesedihan dari aura wajahnya.
"Sebelum aku mengajukan pertanyaan ketiga, kamu harus bisa membebaskanku dari sini," ujar Jay seraya menaikkan salah satu alisnya. Senyumannya mengembang menjadi senyuman yang licik.
"Aku setuju. Namun, aku tidak bisa langsung membebaskanmu," ucapnya yang mengundang kekecewaan di hati Jay. Pria itu mengerutkan kening.
"Kenapa? Kamu tidak berencana menipuku 'kan?" Jay paling benci jika ada seseorang yang menipunya karena selama ini ia tidak pernah menipu orang dan ia juga diajarkan neneknya untuk selalu hidup dalam kejujuran.