Hari telah menjelang pagi, sudah waktunya burung pipit berkicauan, menyuarakan bunyinya yang nyaring. Namun, suara itu sama sekali tak mengganggu Tasya yang masih berada di penjara.
Jeruji besi telah menjadi tempat Tasya tidur semalam. Dia duduk seraya memeluk kedua kakinya. Dia sama sekali tak mengantuk. Namun, kantong matanya terbentuk yang terlihat di bawah kedua matanya.
Tasya cukup kuat membiarkan dirinya melamun dalam semalam. Dia tak peduli orang-orang di sekitarnya yang masih terlelap tidur. Semuanya berubah sejak seorang laki-laki berjalan ke arahnya.
Dia adalah seorang polisi yang membuka pintu besi. "Kamu boleh keluar!" serunya pada Tasya. Gadis itu mengerutkan kening. Dia mengira kalau polisi itu menemukan bukti ketidakbersalahannya.
"Kalian sudah menemukan buktinya 'kan kalau saya sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan barang haram itu," kata Tasya dengan senyuman hangat.