Devano dan Levin masih sibuk mengobrol. Tasya tak bisa menghentikan mereka supaya tak menimbulkan kecurigaan. Saat ini pilihan terbaiknya berada di sisi Levin.
"Oh ya, daripada kita berdiri begini, bagaimana kalau kita berbincang-bincang sambil minum kopi?" tawar Levin yang ingin mendekatkan dirinya pada Devano. Mungkinkah obrolan mereka lancar-lancar saja atau banyak hambatan di sekeliling mereka?
"Aku setuju. Aku rasa tempat itu yang terbaik," tegas Devano seraya menunjuk kedai kopi yang terkenal karena rasanya yang nikmat. Kedai kopi itu terletak di seberang jalan.
Levin ingin menggandeng tangan Tasya. Namun, Tasya semakin mempererat tangannya yang dilingkarkan pada pergelangan tangan Levin. Dia pun membiarkan Tasya berbuat sesuka hatinya.
Mereka bertiga menyebrang jalan dengan Devano yang memimpin jalan mereka. Ketiganya memasuki kedai kopi yang memiliki aroma sangat mengental.