Senyuman maut nan berbahaya dapat terlihat dari sorotan kedua matanya. Pria yang menelepon Keenan dengan iseng merupakan tangan kanannya. Pria itu selalu bergerak atas kehendak dari bos besarnya.
"Tuan besar, apa kita biarkan saja wanita itu di sana?" tanya Ray, pria yang juga berprofesi sebagai sopir pribadi dari pria misterius itu.
"Benar. Aku ingin tahu sejauh mana keturunan Reinhart bertahan." Senyuman tersungging pada bibirnya.
"Kalau orang itu tahu bila tuan besar bertindak lebih dahulu, apa dia tidak marah?"
"Tenang saja. Seharusnya, dia bisa mengajarkan 'boneka itu' dengan baik. Jika sedikit saja terlambat, nasib keturunan Reinhart akan berakhir begitu saja. Orang itu juga akan berterima kasih padaku karena aku telah membantunya mengatasi kekacauan yang ditimbulkan dari 'boneka itu'. Kamu terus saja mengawasi perkembangan selanjutnya. Jangan sampai terlewat sedikit pun," tegasnya tanpa mengurangi kelicikannya pada saat memandang Kyra.