Belasan asisten rumah tangga melayani kebutuhan para keluarga Wilson. Keenan menerima segelas jus alpukat, tetapi tidak ada angin dan tidak ada hujan gelas tiba-tiba terjatuh. Dua asisten yang berada di dekatnya langsung membereskannya.
Entah kenapa ia merasakan firasat buruk. Dia tak tenang. "Keenan! Jangan melamun!" hardik sang ayah yang menatapnya tajam.
"Iya, Pa," sahut Keenan dengan tersenyum tipis.
"Kak Keenan ada masalah?" tanya Divya sambil menggenggam tangannya. Dia bisa melakukan itu karena duduk di sebelah Keenan.
"Aku tidak apa-apa."
"Kak, aku bisa merasakan kesedihanmu. Kamu tidak bisa membohongi adikmu ini," ucap Divya. Dia semakin mempererat genggamannya. Dia menyentuh pipi Keenan, memandangnya dengan intens.
"Pa, kita break dahulu sejenak, bagaimana? Lihatlah, wajah kak Keenan pucat!" kata Divya yang tak tega melihat kakaknya seperti itu.
"Baiklah. Setengah jam kita kembali ke sini," tegas sang ayah.