Thea tersenyum lebar mendengar perkataan hacker itu. Dia memutar otaknya untuk memikirkan cara mengulur waktu. "Mau kopi?" tawar Thea dengan cara halus.
"Itu ide bagus. Aku mendengar ada kedai kopi di sekitar sini dan rasanya nikmat," timpal David yang mencoba membantu Thea.
"Rasanya tidak enak kalau kita berdiri terus di sini. Bagaimana? Mau? Jangan khawatir, kami akan mentratirmu," ucap Thea sambil tersenyum lebar.
"Kalian ingin membodohiku? Aku bukan orang awam yang tidak tahu apa-apa. Aku rasa kalian pasti tidak membawa uangnya," terka hacker itu.
"Sial! Dia bukan orang yang mudah diajak bicara," batin David.
"Apa kamu suka adu panco?" Thea berharap kali ini hacker itu tertarik dengan penawarannya.
"Aku tidak tertarik. Aku hanya ingin uang. Cepat berikan aku uangnya!" desaknya, kesabarannya mulai habis.
"Bagaimana dengan main kartu?" Thea masih berusaha agar hacker itu mengikuti keinginannya.