Keenan memasuki sebuah ruangan yang menjadi tempat Regina dirawat. "Tuan muda!" panggil Regina yang melihat kedatangan Keenan.
"Tetaplah berbaring," ucap Keenan yang tahu Regina ingin bangun dari ranjang rumah sakit.
"Aku tidak menyangka tuan muda kemari menjengukku." Regina berkaca-kaca. Namun, Keenan memasang ekspresi wajah yang kesal.
"Aku kemari karena terpaksa. Aku hanya ingin membeberkan semua kesalahanmu yang sangat fatal." Keenan tak ingin mengakui bahwa dirinya memedulikan Regina.
Dia memang tak bisa mengatakannya karena memiliki ego yang tinggi. Regina mengerucutkan bibir. "Ih, bilang aja kalau gengsi. Apa salahnya kalau memedulikanku?" gerutu Regina. Keenan melotot tajam sambil memukul kaki Regina dengan asal. "Aaah! Tuan muda, mengapa kamu begitu tega denganku? Sudah tahu aku hampir mati, tuan muda malah seenaknya memukulku."
