David dan Regina sama-sama mengerutkan kening. Mereka tak bisa mengungkapkan apa yang mereka pikirkan. David menggelengkan kepala seraya meninggalkan Regina. "Eh, pak, tunggu aku dong!" seru Regina.
Sejujurnya, dia mulai bosan terhadap tingkah David yang sering mengabaikannya. "Aku masih belum selesai melemaskan otot-ototku." Regina cengengesan seakan-akan dia tak memiliki kesalahan apa pun.
Dia pun melemaskan otot-ototnya sekali lagi. Dia melakukan itu seolah-olah ia melakukan pemanasan sebelum menghadapi perang saja.
"Kamu yang bilang barusan kalau sudah siap untuk pergi. Kenapa sekarang malah ditunda lagi?" David menarik nafas, lalu ia hembuskan dengan cepat.
"I-itu aku pikir aku sudah siap. Ternyata, aku masih butuh sedikit pemanasan. Mana aku tahu ternyata seperti itu," ucap Regina dengan berbagai macam alasan.
Dia memajukan bibirnya. David tersenyum menanggapi Regina, dia harus bersabar. Mengenal Regina membuatnya berlatih kesabaran ekstra.