Kyra duduk di sebelah sang ayah di mobil. Mereka tak saling berbicara, lidah mereka kelu. Sesekali Kyra memandang ayahnya, tetapi ia tak bisa berlama-lama melirik wajah pria tersebut.
Semakin lama Kyra tak nyaman. Dia ingin membuka suara, tetapi ia tak mau ayahnya memulai sebuah pertengkaran. Mereka dari dahulu jarang akur.
Dia menggerak-gerakkan jarinya, menyentuh kursi mobil. Tak adakah kata-kata yang ingin disampaikan Robert? Pria itu menyibukkan diri memperhatikan ke arah jendela.
Kebiasaan seperti itu tak jauh beda dengan Kyra. Mereka memang ayah dan anak, beberapa kebiasaan dari sang ayah tanpa sadar diturunkan oleh anaknya.
"Kamu sudah makan?" tanya Robert. Dia juga merasa bosan dengan keheningan mereka sama seperti Kyra.
"Be─ sudah," jawab Kyra. Sebenarnya, ia agak lupa telah makan atau tidak.
Perutnya tak merasakan lapar. Mungkin hati dan pikirannya lebih sibuk memikirkan yang lain ketimbang memikirkan perutnya yang masih kosong.
