Kyra mengira semua telah berjalan sesuai yang ia pikirkan. Dia tersenyum lebar ketika berada di luar cafe. "Aku beruntung," gumam Kyra seraya mengelus dada.
Akankah keberuntungan berada di pihaknya? Sepasang mata memperhatikannya tanpa mengucapkan sepatah kata. Tatapan matanya yang setajam pisau, tak luput dari daya pikirnya yang licik.
Dia meraih ponselnya, kemudian ia menghubungi seseorang. "Halo!" ucap seseorang ditelepon.
"Sudah saatnya bergerak, Bos," ucap sosok berjubah hitam itu.
"Aku mengerti." Telepon pun terputus. Dia menatap cermin sambil mengeluarkan senyumannya yang khas.
"Kyra, kamu memang cukup pintar, tetapi aku masih belum bisa melepaskanmu," ujarnya sambil memandang foto Kyra.
Foto itu bukan hanya satu. Banyak sekali foto Kyra di sana. Dia seperti penguntit yang tak ingin ketinggalan informasi seputar Kyra. Foto-foto itu sengaja dipasang olehnya dengan berurutan.