Jennifer tersenyum melihat Devano yang mengobati luka pada jarinya. Pria itu bergerak cukup cepat. Meskipun pergerakannya lambat, dia tidak akan mempermasalahkannya. Dia punya alasan untuk memandang wajah Devano.
"Sudah," ujar Devano singkat. Dia telah sempurna membalut jari Jennifer.
"Kakiku tiba-tiba sakit. Aku agak susah berjalan. Bisakah kamu membantuku?" elak Jennifer. Dia hanya ingin berdekatan dengan Devano. Pria itu tersenyum lebar. Entah apa yang ia pikirkan.
"Baiklah. Aku akan membantumu," kata Devano. Dia menyentuh tangan Jennifer. Gadis itu begitu kegirangan, tetapi ia tak bisa menunjukkan rasa senangnya di depan Devano.
Saat Devano memegang tangan kanan Jennifer, dia terhenti sejenak. "Ada tikus!" jerit Devano.
Jennifer langsung melompat karena ketakutan. "Di mana tikusnya?" Wajah Jennifer mendadak pucat. Dia paling benci binatang yang satu itu. Jennifer lupa kalau dia sedang berakting kakinya yang sakit.