Kyra tak henti-hentinya mencemaskan Keenan. Dia mengguncang-guncangkan Keenan. Namun, pria itu tak merespon. Kyra tanpa sengaja meneteskan air mata. Devano memeriksa kondisi Keenan dengan cara ia berjongkok di depan Kyra.
"Dia hanya pingsan saja," kata Devano yang memastikan kondisi kakak tirinya.
"Sungguh?" Kyra masih tak begitu yakin. Dia memeriksa detak jantung Keenan dengan mendengarkan langsung suara jantung pria itu. Dia tersenyum lega.
Dia menyentuh pipi Keenan lembut. Dia memperhatikan Keenan seperti pangeran tidur. "Iblis mesum yang bodoh," lirih Kyra.
Dia mendekatkan hidungnya pada hidung Keenan, merasakan setiap hembusan nafas Keenan hingga hidung mereka menempel. Kyra menutup mata, merasakan kehangatan yang mengalir ke dalam tubuhnya.
"Kyra, sebaiknya kita membawa kak Keenan ke green house. Biar aku yang menggendongnya," ujar Devano menawarkan diri.