Ketakutan terpancar dari wajah serta gerak tubuh Kyra. Xyever meraih tangan Kyra dalam waktu sepersekian detik saja. Perempuan itu tak dapat berbuat apa-apa. Dia membuka pintu mobil dan mempersilakan Kyra duduk di sebelahnya.
Wanita itu menurut. Menghadapi Keenan dan Xyever merupakan dua hal yang berbeda. Namun, mereka berdua sama-sama pria yang tak mudah dihadapi. Kyra tak membuka suara sepanjang jalan. Dia juga tak menoleh ke samping atau ke arah Xyever.
Dia lebih suka memainkan kukunya yang tak terawat dengan baik. Beberapa kotoran ia singkirkan dari kuku-kukunya. "Jangan cemas! Aku tidak akan mengatakan tentang identitasmu," ujar Xyever.
Kyra tak mengerti apa ia harus mempercayai perkataan Xyever atau tidak. Hatinya resah. "Dari mana kamu tahu nama asliku? Apa kamu mencari tahu tentang latar belakangku?" tanya Kyra.
"Itu sebuah rahasia." Xyever menyeringai seraya melekatkan jari telunjuk tangan kirinya pada bibirnya.