Mobil Devano dikendarai Keenan dengan kecepatan penuh. Dia tidak terlalu peduli pengguna kendaraan yang merasa risih terhadap mobil itu yang dapat mengganggu mereka. Tak begitu lama, mobil yang dikendarai Keenan berhenti di dekat Regina dan David. Pria itu menuruni mobil dengan gagah.
Sepasang matanya bertemu dengan mereka secara bergantian, tetapi seulas senyuman masih belum melekat pada bibirnya. Dia lebih menyukai berwajah garang ketimbang menunjukkan senyumannya di depan mereka. Mungkin, ia lebih mengkhawatirkan Kyra dibandingkan harus memikirkan itu.
"Tuan muda!" sapa Regina dan David hampir bersamaan.
"Mana mobil hotel?" tanya Keenan terhadap kedua orang itu.
"Belum datang, Tuan."
"Aneh. Seharusnya, mobil itu sudah datang."
"Mungkin, mobil itu lagi macet, Tuan muda," sahut Regina.
"Saya rasa tidak mungkin. Jalanan tampak tenang," celetuk David. Pria itu mengernyit.
"Biar aku menghubungi hotel," ujar Keenan bernada datar. Lima detik kemudian, telepon pun tersambung.