Chereads / The Romanov Diadem / Chapter 6 - Welcome Dinner

Chapter 6 - Welcome Dinner

Siapa saja yang tinggal di Rusia tidak akan merasa aneh jika siang terasa panjang saat musim panas berlangsung. Menjelang jam makan malam, langit masih cerah layaknya siang hari. Viktor dan Xandrova tiba di restoran di mana kedua orang tuanya sudah menunggu kehadiran mereka.

Viktor mengikuti langkah Xandrova yang tiba-tiba berhenti. Viktor mengikuti arah pandang Xandrova dan mengerti mengapa sang istri mengehentikan langkahnya.

Oh, tunggu! Siapa pria yang duduk di sebelah Davidoff?

Hati kecil Viktor bertanya seraya menatap Xandrova yang sedang meliriknya.

"Apakah sebaiknya kita pergi saja, Viktor?"

Getaran suara yang dihasilkan Xandrova membuat Viktor tahu bahwa sang istri merasa tidak nyaman dengan kehadiran pria misterius itu.

"Ada apa, Zoya? Apakah kau berpikir pria yang duduk di sebelah Papa David adalah mantan tunangan mu?"

Xandrova mendengus, lalu mengangguk kecil.

"Memangnya selain dia, siapa lagi?"

Viktor terkekeh. Ia meraih tangan kiri Xandrova dan menggenggamnya.

"Kau tidak bisa selalu lari darinya, Zoya. Kau harus menghadapi kenyataan di depanmu sepahit apapun itu!"

Apakah kau mengerti maksud perkataan aku, Zoya? Aku hanya menginginkanmu untuk berani mengambil sikap di depan kedua orang tuamu dan Maksim.

"Ah, Viktor! Kau terlalu banyak berbicara!"

Xandrova memarahi Viktor. Ia mengerucutkan bibirnya ketika melihat Galana melambaikan tangan ke arahnya.

"Lihatlah! Mama sudah memergoki kita dan tidak ada kesempatan untuk pergi dari sini."

Viktor pun melihatnya. Ya, rupanya Xandrova tidak mengindahkan ucapan Viktor.

"Tak chego zhe ty zhdesh, Zoya! Memiliki arti, "Tunggu apalagi, Zoya?"

Viktor berseru menyemangati istrinya. Ia tidak ingin Xandrova terus menerus diliputi rasa takut karena kehadiran Maksim.

"Kau harus tunjukkan kepada mereka bahwa Maksim tidak akan memiliki kesempatan untuk merebut hatimu kembali, Zoya!"

Xandrova menatap kedua mata Viktor yang menyala-nyala.

Sayangnya, aku tidak seberani dirimu, Viktor!

Xandrova memekik tertahan di dalam hatinya. Ia enggan berada satu meja dengan Maksim, tetapi tidak ada pilihan lain. Kali ini, ia akan mengikuti keinginan Viktor.

"Da." Memiliki arti, "Ya."

Viktor menggenggam tangan Xandrova. Keduanya melangkah dengan berat hati.

"Halo, Pa, Ma ...."

Xandrova menyapa kedua orang tuanya. Ia berusaha mengabaikan pria di samping Davidoff meskipun jantungnya berdegup tidak beraturan saat Maksim memandangnya.

"Silakan duduk, Miss Pretty!"

Viktor menyiapkan kursi untuk Xandrova hingga membuat wanita itu tersipu malu. Pria yang tidak mengetahui asal-usulnya itu menatap Xandrova dengan pandangan menggoda.

"Terima kasih, Pria Tampan."

Xandrova membalas ucapan Viktor dengan tatapan mata yang tidak kalah menggoda. Ia tersenyum dengan sangat manis juga kedipan mata.

Apa-apaan mereka berdua?! Apakah mereka saling mencintai ataukah Viktor dengan sengaja menggoda Zoya?!

Hati Maksim kembali teriris melihat tingkah sepasang suami istri di hadapannya. Ia meraih gelasnya yang terisi air mineral penuh.

Gluk! Gluk! Gluk!

Maksim menengguk air mineral dengan rakus. Kedua matanya tidak berhenti menatap wajah cantik Xandrova.

"Zoya, mengapa kau tidak memberikan salam sapa kepada Tuan Maksim Smirnov Romanov?"

Galana menegur putrinya yang tidak juga mengucapkan salam kepada Maksim.

"Oh tidak perlu, Ma."

Maksim tersenyum tanpa canggung. Ia menatap Viktor yang duduk di hadapannya.

Hah?! Ma?! Pria brengsek itu memanggil dengan sebutan Mama?!

Viktor tercengang ketika indra pendengarannya menangkap kata mama keluar dari mulut Maksim. Ia tersenyum di sudut-sudut bibirnya.

"Halo, Tuan Maksim."

Viktor menyapa Maksim seraya mengulurkan tangan.

"Saya mewakili Istri saya untuk menyapa Anda. Bukankah sama saja jika saya yang menyapa?"

Maksim tidak memiliki itikad baik untuk menyambut uluran tangan Viktor. Rahangnya mengeras. Ia menggertakkan giginya, lalu menoleh ke arah Davidoff.

"Oh, baiklah. Mari kita mulai saja acara makan malamnya!"

Davidoff buka suara untuk mencairkan suasana. Ia menatap Xandrova yang sedang menundukkan wajahnya.

"Jadi, apa yang ingin kau makan, Zoya?"

Melihat hal demikian, Xandrova menarik tangan Viktor. Ia tidak mengindahkan pertanyaan Davidoff.

"Sayang, apa yang ingin kau makan?"

Viktor mulai bermain peran bersama Xandrova di depan kedua mertua juga Maksim. Pandangan keduanya beradu.

"Aku akan memakan menu yang sama dengan Suamiku."

Xandrova menekan hidung bangir Viktor. Ia menikmati permainannya bersama sang suami. Begitu pun dengan Viktor.

"Baiklah, Miss Pretty. Aku akan memanjakan Istriku agar tidak mudah berpaling dariku."

Viktor sengaja menaikkan nada bicaranya agar Maksim mendengar setiap kata yang ia dan Xandrova ucapkan.

Sial! Sampai kapan aku harus menahan rasa sakit ini?!

Maksim mengeluh di dalam hati. Ia meraih smartphone yang berada di depannya. Kedua ibu jarinya menari-nari di atas keypad dengan cepat.

Maksim: Feliks, cepat bawa ke sini!

Lima kata yang terangkai menjadi satu kalimat, ia kirimkan untuk sang asisten. Tidak butuh waktu lama, Feliks pun membalas chat sang majikan.

Feliks: Baik, Tuan Muda. Saya akan segera ke sana.

Maksim kembali meletakkan smartphone-nya di atas meja. Ia mendekatkan wajahnya kepada Davidoff.

"Rencana kalian berdua memang benar-benar payah!"

Maksim menggerutu dengan berbisik di daun telinga Davidoff hingga pria itu menghentikan makannya.

"Tenanglah, Tuan Muda!"

Davidoff pun melakukan hal yang sama seperti Maksim.

"Apa Papa bilang?! Tenang?! Bagaimana bisa?! Lihatlah mereka, Pa!"

Maksim menunjuk sepasang suami istri yang sedang memamerkan kemesraan di depan kedua matanya.

"Ini baru permulaan, Tuan Muda. Istri saya memiliki rencana yang jauh lebih indah daripada makan ini. Anda jangan khawatir!"

Davidoff mengedipkan sebelah matanya kepada wanita yang berada di meja tepat di belakang Maksim.

Bozhe! Wanita itu sungguh cantik. Dia memiliki bentuk tubuh yang sempura.

Davidoff tak henti-hentinya memandangi wanita bergaun malam berwarna merah sembari berceloteh di dalam hatinya. Wanita berwajah Asia itu begitu berbeda di matanya.

Bukannya tidak tahu ataupun tidak menyadari gelagat aneh Davidoff, tetapi Viktor berpura-pura bodoh di hadapan semua orang agar bisa mencapai tujuannya. Tujuan? Oh, tentu saja. Bukankah ia ditugaskan oleh Gennadius untuk menjaga Xandrova dan kedua mertuanya dari Maksim?

Papa mulai bertingkah! Papa bahkan tidak segan-segan memberikan sinyal kepada para wanita di saat sedang bersama Mama.

Viktor berkata di dalam hati seraya mencoba untuk mencuri dengar pembicaraan di antara ayah mertuanya dan Maksim.

"Maaf, Tuan Muda Maksim. Saya datang untuk mengantarkan pesanan Anda."

Feliks berdiri tepat di belakang kursi Xandrova. Menyadari kehadiran Feliks, Viktor pun menoleh ke belakang.

Sialan!

Viktor memekik di dalam hatinya ketika melihat buket bunga di tangan Feliks.

Ini pastinya akal-akalan Papa dan Mama!

Viktor kembali memekik di dalam hati untuk kali ke dua.

"Zoya, tolong terimalah buket bunga mawar untukmu!"

Maksim berusaha mengatur nada bicaranya agar memikat hati Xandrova. Wanita itu pun tidak lantas menerimanya begitu saja. Ia menatap Viktor sambil menunggu persetujuan darinya.

"Hanya buket bunga, Viktor. Kau janganlah berprasangka buruk kepada Maksim!"

Galana menegur Viktor dengan nada tidak suka.

"Benar. Saya tidak bermaksud apa-apa."

Maksim mencoba menjelaskan kepada Viktor, meskipun ia tahu bahwa pria itu tidak akan membiarkan Xandrova menerima bunga pemberiannya.

"Bagaimana, Viktor?"