"Ayolah Gia. Aku begitu senang malam ini karena melihatmu. Aku ingin sedikit meluapkannya saja." Ucap Arjun santai.
"Plis Arjun, gua gak datang sendiri. Jangan bertindak bodoh." Ucap Gia menahan tubuh tegap itu didepannya.
Rupanya Arjun tak bisa mendengar. Lagi dia mencium Gia bahkan tangannya memeluk pinggang ramping itu dengan mesra. Mundur ke arah punggung di balik jas putih yang menggantung di pundaknya. Siapa sangka tangan itu menyentuh punggung yang ternyata terbuka itu di balik sana.
"Apa yang kita punya disini?" Arjun mengurut tulang belakang Gia dengan lembut.
Dikejauhan, terdengar suara Jin memanggil Gia dari depan toilet. Gia menoleh menatap Arjun dengan tatapan mata nyalang. Sedangkan Arjun santai saja keluar dari persembunyiannya yang tak jauh dengan senyum diwajahnya. Jin membalas tak kalah sinis dengan tatapan matanya sendiri. Tak lama Gia keluar dari persembunyiannya. Jin menatapnya bingung.
"Cukup Arjun!" Ucap Gia yang masih berada dalam kungkungan Arjun.