Chereads / Kami adalah Aku : Epiphany / Chapter 13 - Sebelum Pernikahan

Chapter 13 - Sebelum Pernikahan

Bahkan sebelum menikah saja banyak halangan seperti berontaknya Gia. Sudah dua kali dia mengacaukan isi rumah dan bersikeras menemui Jin. Tentu saja dia berhasil menemuinya dan begitu terkejutnya karena Jin adalah pria yang sudah pernah di labraknya di warung angkringan. Gia menemuinya ke kantor Pak Estu dan mengaku sebagai Rea. Tentu saja sang resepsionis tahu siapa Rea dan membiarkannya bertemu Jin.

"Jadi lu yang namanya Jin." Gia bereaksi. Jin menarik tangan Gia ke area parkir yang lebih sepi. Tidak mungkin mereka akan berseteru di lobi dengan banyak mata memandang.

"Apaan sih lu? Lepasin!" Sergah Gia yang tentu tidak digubris.

"Iya gua Jin. Kenapa Gia?" Tanya Jin sopan begitu melepas pegangannya pada Gia.

"Gak usah sok baik lu sama gua. Gua ngerti lu itu cuman manfaatin kepolosan Rea doang." Serang Gia.

"Semua keputusan itu ada di Rea. Dia berhak memilih ataupun menolak. Gua gak pernah memaksakan apapun ke dia." Jin bicara lagi.

"Ya itu semua karena janji manis lu! Cowok mah dimana-mana sama aja." Gia mulai emosi.

"Kamu kan bisa tanya sendiri ke Rea apa yang gua omongin ke dia." Jin balik bicara.

Sebenarnya Gia memang tidak membaca seluruh diari nya karena terlalu marah dan kecewa semudah itu Rea memilih calon suami dan Uri juga mendukungnya.

"Bukannya Uri juga udah cocok sama gua dan dia mau menerima gua untuk nikah sama Rea. Logikanya sih dua banding satu. Mereka menang suara terbanyak." Jin mencoba menanggapi Gia dengan santai.

"Lu licik tau gak!" Gia ketus.

"Gak ada yang licik disini. Ada rules yang gua ikutin dan gua lolos secara adil." Jin bicara lagi.

Gia memilih memukul Jin satu kali dengan sangat keras di ulu hati membuatnya kesakitan bahkan terbatuk.

"Sampe kapan pun gua gak akan rela lu nikah sama Rea!" Ucap Gia sambil berlalu.

Jin meringis menahan sakit. "Luar biasa juga tuh kekuatan si Gia. Kalo ngliat Rea pasti sulit buat percaya mereka orang yang sama. Tapi gua yakin cepat atau lambat Gia pasti bisa menerima gua sebagai suami Rea."

Bagaimanapun persiapan pernikahan tetap berlanjut. Jin dan Rea memang memutuskan untuk menggelar pernikahan sederhana dengan mengundang keluarga dekat saja, walau sebenarnya relasi mereka dan kedua orang tua mereka sangat banyak. Sedikit banyak menimbulkan spekulasi bahwa ada sesuatu yang disembunyikan dari pernikahan mereka. Entah Rea hamil duluan atau Rea dikatakan sebenarnya terpaksa dengan perjodohan ini bahkan kabar bahwa Rea memang memiiki sakit mental sehingga keluarga takut mengundang banyak tamu. Tapi bahkan hingga hari H Jin masih bungkam. Saat rekan-rekannya di kantor pun memberondongnya dengan pertanyaan, Jin lebih banyak tersenyum dan meminta agar didoakan saja.

Halaman belakang rumah Pak Pangestu dipilih untuk menjadi lokasi akad nikah Jin dan Rea. Selain luas juga tentu acara bisa dilaksanakan lebih private. Sekitar 150 orang hadir di acara tersebut termasuk kerabat dekat. Jin datang dengan total lima mobil keluarga dan satu mini bus sewaan untuk keluarga yang datang dari daerah. Sedangkan keluarga Rea yang sebenarnya memang tidak terlalu banyak karena Pak Estu sendiri hanya memiliki satu kakak dan Bu Wulan juga hanya memiliki satu adik. Pemandangan yang sangat kontras tapi entah bagaimana mereka semua terlihat cepat membaur.

Jin masih asyik merokok di area parker mobil, mengusir kegelisahannya sendiri di temani oleh sahabat terbaiknya Suga dan kakak laki-lakinya, Jun. Suga yang memang sudah mengenal Gia sebelumnya, mendengar semua cerita Jin dan awalnya tidak percaya bahwa kepribadian ganda itu memang ada dan bukan hanya ada di cerita fiksi saja.

"Grogi lu?" Tanya sang kakak. Entah sudah berapa batang rokok dihisap oleh Jin pagi itu. Mengenakan jas hitam dengan hem bewarna putih dengan rambut di tata ke belakang membuat Jin terlihat sangat tampan.

"Ya menurut lu?" Tanya Jin balik.

"Hahaha. Santai aja bro. Gua kan juga begini dulu sama. Malah lebih parah kali dari lu. Sampe ngabisin berapa botol air minum yang ada pas ijab gua kebelet pipis. Hahaha." Cerita Jun coba menenangkan.

Jin bahkan tak sanggup tersenyum, hanya mengangguk saja menanggapi cerita sang kakak.

"Btw tapi lu udah inget kan ijabnya?" Tanya Jun lagi.

"Heem tenang aja kalo itu udah beres." Jawab Jin.

Suga menyodorkan segelas air mineral. "Jangan sampai bau rokok tuh mulut pas ijab. Kan kagak enak."

Jin langsung menegak saja setelah membuang putung terakhir pagi itu. Keluarga mereka memang hanya perlu menunggu kedatangan sang penghulu yang akan menikahkan Rea dan Jin.

Di kamar, Rea di temani oleh sang tante, adik dari mamanya, yang biasa dia panggil Tante Risma. Tante nya ini sebenarnya adalah seorang perias pengantin yang cukup terkenal bahkan khusus untuk pernikahan sang keponakan yang bisa dibilang cukup mendadak, Tante Risma sampai harus membatalkan janji rias nya dengan seorang model papan atas.

"Deg-degan?" Tanya sang tante dengan senyum lembutnya.

"Hehe. Sedikit tan." Jawab Rea singkat.

"Tante seneng kamu keliatannya banyak senyum hari ini. Kayanya kamu banyak berubah sejak terakhir kali tante ketemu kamu. Semoga kamu bahagia sama pernikahan kamu ya Rea." Tentu saja pernyataan Tante Risma itu benar adanya.

"Iya tante makasih banyak udah makeup-in aku juga hari ini." Kata Rea.

"Ya sama-sama. Buat keponakan tante satu-satunya ya apa lah yang egak kan. Jangan terlalu grogi ya. Takutnya nanti Gia yang nongol." Sang tante yang memang sudah tahu tentang dua kepribadian lain dari Rea mengingatkan karena memang kepribadian lain itu sering muncul saat Rea gelisah atau stress. Uri masih tak masalah, tapi Gia, tentu saja sang tante takut pesta pernikahan ini bahkan bisa batal.

Rea hanya menunjukkan senyum tipisnya. Berulang kali menghirup dan membuang nafasnya untuk menenangkan hati. Jujur saja tentu dia berdebar tak karuan. Bagaimana tidak, akad nikah ini bisa dibilang pertemuan ke lima mereka, walau tidak bisa di sebut lima karena dua diantaranya Jin bertemu dengan Gia dan Uri. Setelah malam perkenalan itu, orang tua Jin datang ke rumah Rea untuk perkenalan namun malam itu Uri yang rupanya menemani Jin. Pertemuan ketiga, Rea pergi ke rumah Jin bersama kedua orang tuanya untuk silaturahmi dan ya rupanya itu Gia. Tentu saja dia berontak saat berada di dalam mobil tapi terpaksa bertindak sedikit lembut ketika orang tua Jin menyambutnya dengan penuh gembira apalagi Bu Utari ngotot ingin membuatkan gaun pengantin untuk Rea. Pertemuan keempat dengan Rea yang sebenarnya saat mereka bertemu di rumah Rea untuk test food dan memilih undangan juga souvenir dan printilan pernikahan lainnya.