Bab 251.
Syukurnya cuaca siang ini cerah, walaupun tak panas kali. Aku pesan ke Bang Ben untuk singgah jika melewati pasar. Beli cake dan buah-buahan untuk camilan di sana. Kata Sinta tak usah repot, karena mertuanya udah siapkan nasi dan lauk untuk makan bersama
Akan tetapi gak enak juga kalau datang tak membawa apapun. Bang Ben dengan entengnya bicara beli ini-itu, tapi gak kasi uang. Di pikirnya gratis, terus minta di toko buah atau cake itu. Begitu aku keluarkan uang sendiri, wajahnya bersungut, kumat stressnya.
Aku yang keluarkan uang, kok dia yang merasa keberatan. Gak ngertilah caranya hidup dengan orang stress seperti dia. Sudah malas jalan dengannya. Tapi demi Sinta, aku mengalah, tak menuruti ke-ego-an-ku.
Setelah membayar dengan sejumlah uang, buah dan cake sudah ada di tangan. Lalu aku naik lagi ke boncengan. Kemudian motor melaju dengan kecepatan sedang. Di depan kami masih terlihat beriringan motor Raka, Ivan dan Derry.