Bab 243
Menjelang Magrib, Sinta dan Yogi barulah berpamitan untuk pulang. Waktu terasa singkat, padahal sudah setengah hari mereka bersama kami. Begitu motornya menghilang di ujung gang, rasanya ada yang hilang. Begitu masuk ke dalam dan menutup pintu, terasa sepi kembali. Sekarang hanya ada kami berempat di dalam rumah.
Selesai salat, kami duduk di ruang tivi. Bang Ben jadi tertarik ingin mengambil perumahan juga seperti Sinta. Sejak bekerja dengan Kak Eli, Bang Ben sudah bisa menabung dengan teratur. Walaupun tak banyak yang penting tiap bulan, ia bisa simpan uang di bank. Sungguh perubahan yang sangat berarti di dalam rumah tangga dan keluargaku.
Walaupun sering mengeluh karena kesal lihat anak dan mantu Kak Eli, aku tetap ucapkan sabar, agar Bang Ben semangat lagi bekerja. Sebenarnya Kak Eli sangat butuh tenaga Bang Ben, jadi gak mungkin ia pecat adiknya sendiri.