Bab 192.
Seperti siang ini, cuaca sudah mulai mendung. Tukang bangunan menunggu sampai cuaca cerah, tapi tak kunjung hilang awan hitam di langit. Jadi mereka putuskan hanya duduk dan menunggu. Hingga gorengan habis di piring. Cuaca malah berubah semakin gelap. Tak lama hujan pun turun dengan lebatnya.
Untungnya ruang tamu sudah selesai di renovasi. Tinggal bagian teras rumah yang belum bisa di bongkar karena keburu turun hujan. Terpaksalah menunggu lagi hingga esok hari. Syukurnya gaji tukang di buat Bang Ben dengan sistem borongan. Jadi bila mereka tak bekerja, kita tak rugi. Karena sudah di tetapkan waktunya, kapan kerjaan mereka akan selesai.
Hari mulai Magrib ketika Bang Ben pulang kerja. Tak lama hujan pun turun, syukurnya sudah tiba di rumah. Kasihan juga setiap hari kalau gak pagi kadang sore pulangnya kehujanan.
"Nay ... rebuskan air ya, aku mau mandi nih!"
pinta Bang Ben.
"Iya, sebentar," sahutku.