Bab 93.
*Selamat dari musibah*
Kalau ingat kejadian itu sungguh kasihan melihat Bang Ben dulu. Sampai ke kamar mandi pun merangkak, sangkin ngilunya kaki bila di gerakkan. Mengingat ucapanku itu, anak-anak langsung mengurungkan niatnya untuk berendam ke dalam air hangat. Bang Ben yang mendengar omelanku langsung terdiam.
Tak lama hari mulai mendung, kami pun berkemas dan siap-siap untuk pulang. Karena hari menjelang sore, kamar mandi umum penuh sesak banyak orang mengantri. Ada di sudut kolam, terdapat air pancur. Anak-anak kecil berlarian ke arah air tersebut. Mereka mandi bersih-bersih di sana, setelah itu memakai handuk.