Bab 83.
Keesokan harinya seperti biasa, aku dan Bang Ben pergi bersama untuk bekerja di kiosnya Kak Eli. Lama-lama aku segan juga menerima lauk pemberian Kak Eli, meskipun aku yang memasaknya. Secara tidak langsung ia pulak yang menyediakan itu untuk makan kami. Sementara Kak Eli selalu mengajak aku ke dapurnya untuk memasak.
Ia pernah mengatakan "malas sekali masak di dapur karena yang makan di rumah ini, hanya dua orang saja. Lagi pula beli lauk di rumah makan itu sangat membosankan, menunya itu-itu saja." Sampai tenggorokan mereka meradang, karena tak pernah makan sayur rebus. Sejak memasak sendiri, makan pun menjadi selera, karena menunya berbeda setiap harinya. Ada juga buah-buahan sebagai pelengkap sesudah makan.