Bab 242.
Aku minta ke Sinta untuk fokus aja dengan kehamilannya. Rutin periksa tiap bulan ke klinik dan minum vitamin, agar fit tak cepat lelah. Tapi aku khawatir, nampaknya fisiknya tak mendukung, karena jarak tempat kerja Sinta jauh dari rumah mertuanya. Ia mulai sering mengeluh, perutnya terasa kram. Perih kalau buang air kecil.
Sinta langsung ke klinik untuk minta suntik vitamin dan penguat rahim. Memang usianya baru aja menginjak dua puluh empat tahun. Sebenarnya udah cukup umur juga untuk menikah. Ia sering tanya ke aku, tentang kehamilan pertamaku dulu.
Memang aku pernah alami pendarahan saat hamil pertama dan kedua. Sebelum nikah udah di ingat oleh pihak puskesmas, resiko menikah muda di bawah usia dua puluh lima tahun, akan sering pendarahan di tri semester pertama.