Bab 220.
Sinta keluar dari kamar sambil memegang hapenya. Ia duduk di ruang dapur, sedang berbicara dengan seseorang di telfon. Selesai telfonan, ia jelaskan padaku, nanti malam kan, malam bainai. Pukul delapan malam, temannya datang untuk melukis henna di kuku dan tangannya.
Sedangkan yang merias pengantin, besok pagi sudah datang, sehabis Subuh pukul enam. Mereka ada dua orang dan jatah keluarga yang di make-upin itu tiga orang. Wahh, cocok sekali pikirku. Aku, Kak Eli dan Nina yang akan di make-up oleh mereka. Syukurnya ada aturan seperti itu, jadi tak perlu pergi ke salon dan bayar lagi.
Tiinn ... tiinnn ...
Aku berdiri di pintu dapur melihat dari pintu. Mobil Kak Eli udah nongol aja di depan pagar. Lohh, katanya datang pukul sepuluh, kecepatan satu jam ini, karena baru pukul sembilan pagi. Tapi tak apalah lebih cepat pergi ke pasar, pekerjaan kami cepat selesai
Sinta berjalan menuju halaman sambil membawa kunci pagar.