Bab 171.
Setelah menyimpan uang yang di berikan oleh Bang Ben, aku keluar dari kamar. Lalu mengetuk pintu kamar Sinta. Sedang Raka sedang asik bermain game di ruang tivi.
"Ada apa, Bu?" tanya Nina.
"Boleh Ibu masuk, kalian sedang apa?"
"Oh-sedang cerita aja," jawab Sinta.
"Besok si Yogi jadi ikut?" tanyaku.
"Memangnya Ayah sudah gak marah lagi ya, Bu?" tanya Sinta ragu.
"Barusan di berikannya uang untuk piknik besok ke Waterboom," jelasku.
"Berarti udah waras dong," ucap Sinta.
"Ho'oh," sahutku.
"Padahal tadi sore hampir berdarah-darah di buatnya, kalau jadi di lempar pake periuk nasi!" cecar Nina.
"Berarti itu setan yang sedang ngamuk ya, kan Bu!" kata Nina.
"Huhss ... udah gak usah di bahas lagi, entar ayahmu dengar," titahku.
"Bentar ya Bu, Sinta telfon lagi si Yogi untuk memastikan besok dia jadi ikut atau enggak?"
"Oke-lah, Ibu keluar dulu, mau periksa isi kulkas untuk masak bekal kita besok!" sahutku.