Bab 151.
Sepanjang jalan, Bang Ben terus menggenggam tanganku. Sesekali ia melepaskan genggaman ketika membelokkan motor. Malam ini sangat romantis banget untuk kami berdua. Sikapnya itu ku balas dengan memeluk pinggangnya dari belakang. Satu jam kemudian kami sudah sampai di halaman rumah. Lalu Bang Ben membunyikan klakson motornya. Tak lama keluar Raka dari dalam rumah, sambil berlari kecil ia pegang kunci lalu membuka pagar.
"Wihh ... Ayah dan Ibu seperti orang pacaran aja," ucap Raka.
"Hee ... hee, karena kamu sudah memuji, nih Ibu kasi jatah nasi dan ayam bakar!" sahutku.
"Yee ... makasih ya, Bu!" Raka masuk ke dalam rumah lalu memanggil Kakak dan adiknya untuk menyantap jatah makanan yang kami bawa.
"Ciee ... Ibu sama Ayah makin so sweet," ejek Nina sambil cengengesan.
"Jangan ngejek terus, nanti Ayah makan jatah nasi ayam bakarnya," canda Bang Ben.