Bab 104.
Aku duduk di belakang Kak Eli, dan Bang Ben duduk bersebelahan dengan Wira. Ia tak bisa curi-curi pandang karena terhalang tubuh suamiku. Syukurin ... ucapku di hati. Kami semua sedang fokus mendengarkan nokta keberatan yang di bacakan oleh pihak panitera pengadilan. Setelah di bacakan semua gugatannya, nah giliran penggugat yang berbicara. Kak Eli menoleh ke arah aku dan Bang Ben serta Wira, kami anggukkan kepala untuk menguatkan hatinya.
Semua bukti serta pernyataan sudah di utarakan Kak Eli atau pihak penggugat. Dan hakim memberikan kesempatan sekali untuk berbicara pada pihak tergugat atau Bang Sanif, tapi ia diam seribu bahasa tak berkata sepatah kata pun. Mana suara lantangnya yang menuntut harta gono-gini, seolah dia ikut bekerja keras menghasilkan uang. Melihat reaksi Bang Sanif, pihak hakim bertanya sekali lagi.
"Bagaimana pihak tergugat, apa ada pembelaan yang mau di sampaikan lagi?"
tanya Pak Hakim.