Chereads / Seberkas Titik Cahaya / Chapter 15 - Jawaban Dari Ulfa

Chapter 15 - Jawaban Dari Ulfa

Rasa itu terkadang berubah tiba-tiba sama halnya dengan mood, kadang membaik dan kadang memburuk tanpa tau penyebabnya.

"Nih.... Minuman lo.... Cepetan minumnya habis itu lo pergi dari sini" ucap Reza.

"Ya gue sebagai pelanggan suka suka gue dong... Mau minumnya lama atau nggak bukan urusan lo" balas Sarah.

"Ya ampun mending lo pergi dehh.... " ucap Reza.

"Nggak... Nggak mau" ucap Sarah.

"Lo itu kenapa sih... " ucap Reza.

"Hello..... Mestinya gue yang ngomong kayak gitu sama lo... Lo kenapa...? Lagian gue pelanggan disini masa lo ngusir gue sih" ucap Sarah.

"Ya gue enek ngeliat lo" ucap Reza.

"Ya kalau lo emang enek ngeliat gue ya jangan liatin gue dong.... Susah amat sih" ucap Sarah.

"Nyenyenyenye..... Dasar" ucap Reza sambil pergi meninggalkan Sarah.

"Dasar cowok gak waras" ucap Sarah dengan pelan.

Dilain sisi Syifa dan farhan sedang asik ngobrol.

"Oh iya Ulfa gimana sekarang...? " ucap Farhan.

"Nggak tau tuh.... Gue juga nggak sabar dengerin jawaban Ulfa buat kak Riko" ucap Syifa.

"Mmmm.... Kalau kamu.... " ucap Farhan.

"Eh stop.... Kak Farhan nggak usah ngomong yang macem-macem disini yah" ucap Syifa sambil tertawa kecil.

"Gue kan ngomongnya belum nyampe" ucap Farhan.

"Nggak usah di nyampein Kak" ucap Syifa.

"Loh kenapa.... Emang Syifa nggak penasaran ama kelanjutannya...? Ucap Farhan.

" nggak.... Nggak penasaran kok"jawab Syifa.

"Bener nih...? " ucap Farhan.

"Mmmm.... Beneran kak" ucap Syifa.

Farhan hanya tersenyum sambil menatap Syifa.

Dan saat itu pula Reza melihat mereka berdua

"Jangan cuman asik ngobrol doang... Inget juga pelanggannya" ucap Reza.

"Iya... Tenang aja." ucap Syifa sambil tersenyum.

"Mmm.... Kenapa senyum...? " ucap Reza.

"Nggak kenapa kenapa sih.... Emang salah kalau gue senyum yah..? " ucap Syifa.

"Mungkin dia nggak kuat ngeliat kamu senyum" ucap Farhan dengan menatap Syifa.

"Haaaa.... Apaansih kak Farhan" ucap Syifa.

"Bisa jadikan yang gue bilang itu bener.... Iya nggak Reza...? " ucap Farhan sembari melirik Reza.

"Iya iya iya.... Terserah lo bilang apa deh... Gue iyain aja" ucap Reza.

Syifa dan Farhan hanya tertawa kecil melihat Reza.

"Oh iya kak Farhan nggak mau pesen minum..? " tanya Syifa.

"Mmm.... Syifa aja deh yang pesenin" jawab Farhan.

"Loh.... Kok Syifa sih... Kan yang mau minum kak Farhan bukan Syifa" ucap Syifa.

"Gue yakin kalau misalnya lo yang pesenin pasti enak" ucap Farhan.

"Haaa.... Syifa juga nggak tau minuman yang cocok buat kak Farhan apa..? " ucap Syifa

"Udah... Gue tau minuman yang cocok buat Farhan" ucap Reza.

"Beneran..... Wah Reza beneran ngenalin pelanggannya yah" ucap Syifa.

"Siapa dulu dong.... Reza" ucap Reza.

"Tapi lo buat yang bener yah... Jangan asal asalan" ucap Farhan.

"Gue kan barista... Pasti minuman yang gue buat pasti lo suka...buktinya si cewek ganjen itu nikmatin minuman yang gue buat" ucap Reza sambil menunjuk ke arah Sarah yang sedang menikmati minumannya.

"Ok.. Gue tunggu" ucap Farhan.

"Kak Farhan tenang aja... Gue yakin kalau minuman yang di buat Reza itu enak kok" ucap Syifa sambil tersenyum.

Farhan hanya menganggukkan kepala.

"Gue buatin americano aja deh buat dia... Americano kan pahit" dalam batin Reza.

"Kak Reza kok bengong" ucap Syifa.

"Nggak... Cuman mikir yang cocok buat Farhan" ucap Reza.

"Oh.. Ya udah buatin aja... Gue ke sana dulu... Lagi ada pelanggan" ucap Syifa dan pergi.

"Mmm... Gue tambahin garem aja americanonya.... Heheheh" ucap Reza dalam batinnya.

Reza pun segera membuat minuman americano buat Farhan. Farhan pun menatap Reza di tempat duduknya.

"Dia nggak bakalan ngerjain gue kan.... Tapi kok gue ngeliat dia semangat banget bikinnya.... Hmmmm atau dia buatin minuman spesial buat gue... Soalnya dia seneng banget buatnya... Senyum senyum lagi buatnya" ucap Farhan dengan pelan.

Setelah Reza selesai membuat minuman tersebut, akhirnya ia pun memberikan minuman itu kepada Syifa dan menyuruhnya untuk membawakan minuman tersebut ke Farhan.

"Kan lebih aman kalau Syifa yang bawain minumannya... Wah seru nih" ucap Reza dalam batinnya.

Syifa pun memberikan minuman tersebut ke Farhan.

"Nih kak minumannya.... Silahkan di nikmati" ucap Syifa.

"Wihh... Makasih" ucap Farhan sambil tersenyum.

"Iya sama-sama kak... Diminum dong" ucap Syifa.

"Ok... Gue minum nih yah" ucap Farhan.

Farhan pun menyeruput minuman americanonya

"Gimana...? Enakkan minumannya kak.." ucap Farhan.

"Mmmmm..... Eee... Enak... Enak banget" ucap Farhan.

"Bener kan kata Syifa... Minuman disini emang enak" ucap Syifa sambil tersenyum.

"I... Iya... Gue harus bagi minuman ini ama Reza... Biar dia tau kalau buatan dia itu nggak ada duanya" ucap Farhan.

"Wihh.... Syifa setuju banget... Ya udah kita ke Reza sekarang... Pasti dia seneng... Iyakan kak Farhan" ucap Syifa.

"Iya bener banget... Tunggu apa lagi, sekarang kita kesana yuk" ucap Farhan.

Syifa menganggukkan kepalanya.

Melihat Syifa dan Farhan yang sedang menuju ke arahnya Reza pun mulai panik.

"Duh... Mereka kok kesini... Mau ngapain... Apa Syifa tau kalau gue ngasih garem ke Kopinya Farhan...? Tapi kok gue liat raut wajah Syifa dia seneng... Duh...bingung nih" ucap Reza dengan pelan.

Syifa dan Farhan pun menatap Reza.

"Apaan nih.... Kalian kok ngeliatin gue kayak gitu...? " ucap Reza.

"Gini bro... Minuman buatan lo enak banget... Nggak ada duanya" ucap Farhan.

"Oh iya dong.... Itu minuman spesial buat lo" ucap Reza.

"Nah justru itu... Gue nggak mau minuman spesial ini gue minum sendiri bro" ucap Farhan.

"Haaa.... Maksudnya..? " ucap Reza.

"Gini Za... Kak Farhan ini mau kalau lo juga minum kopi spesial ini" ucap Syifa.

"Apaaaa..... Nggak... Nggak usah bro... Itu tuh khusus buat lo" ucap Reza.

"Nggak apa apa kok... Santai aja bro... Justru gue seneng banget berbagi sama lo" ucap Farhan.

"Duh... Diminum sekarang dong kopinya... Ayo Za... Minum" ucap Syifa.

"Gue minum nih...? " ucap Reza.

"Iya" ucap Farhan dan Syifa secara bersamaan.

"Duh.... Ini sih namanya senjata makan tuan... Gue harus cari akal biar gue nggak minum nih kopi" ucap Reza dalam batinnya.

"Loh kok Reza diem aja... Diminum kopinya" ucap Syifa.

"Minum bro... Itu enak banget loh" ucap Farhan

Akhirnya Reza meminum kopi tersebut dan menahan rasa aneh dari kopi tersebut.

"Gimana bro.. Enakkan..? " ucap Farhan.

"Wow.... Enak banget.... Nikmat.. Mmmmm" ucap Reza.

"Syifa juga mau coba dong kopinya" ucap Syifa.

"Nggak.... " ucap Reza dan Farhan bersamaan.

"Kalian pelit banget ama kopinya" ucap Syifa.

"Nanti gue bikinin yang baru.. Ok" ucap Reza.

"Bener... Mending kamu minum yang baru aja" ucap Farhan.

"Mmm... Ya udah deh" ucap Syifa.

Keesokan harinya Syifa dan Ulfa pun segera kekampus.

"Fa... Gimana...? " ucap Syifa.

"Gimana apanya..?" ucap Ulfa.

"Jangan bilang lo lupa kalau hari ini itu lo harus ngasih jawaban ke Kak Riko" ucap Syifa.

"Iya gue inget kok" ucap Ulfa.

"Lo kok santai banget... Nggak ada ekspresi sama sekali" ucap Syifa.

"Mmm.... Gue sebenarnya nggak tau mau bilang apa Syif... Gue juga capek banget" ucap Ulfa.

"Kalau Kak Riko nanti nanyain lo gimana...? " ucap Syifa.

"Hmmmm.... Nggak tau" ucap Ulfa.

Syifa pun hanya geleng-geleng kepala.

Tak lama pun tiba-tiba Riko berlari dan meraih tangan Ulfa hingga Ulfa pun ikut berlari dan pergi meninggalkan Syifa.

"Mereka mau kemana...? " ucap Syifa dan segera memasuki ruangan kelas perkuliahan.

Riko dan Ulfa pun masih berlari hingga akhirnya ia berhenti di bawah pohon besar.

"Kita dimana nih... Kok gue baru ngeliat tempat ini...? " ucap Ulfa.

"Coba deh... Lo ngeliat ke atas" ucap Riko.

Ulfa pun menatap ke atas.

"Itu.... Rumah pohon" ucap Ulfa dan menaiki pohon tersebut dengan bantuan tangga.

"Pelan pelan Fa"ucap Riko.

Setelah keduanya sampai Riko pun menagih jawaban dari Ulfa.

" Fa... Hari ini gue siapin mental gue buat dengerin jawaban lo"ucap Riko.

"Mmm... Kak Riko degdegan nggak..? " tanya Ulfa.

"Ya iyalah... Emang lo nggak degdegan.. ? " ucap Riko.

"Nggak.... Soalnya gue capek kerja semaleman" ucap Ulfa.

"Mental lo bener bener kuat yah" ucap Riko.

"Oh iya dong" ucap Ulfa.

"Kalau gitu jawaban lo itu apa..? " ucap Riko dengan menatap Ulfa.

Ulfa kemudian menutup kedua matanya dan mengangkat kepalanya. Beberapa detik pun ia pun membuka mata dan menatap Riko.Kini mereka berdua saling menatap.

"Emang kak Riko siap nerima segala apapun...?Ulfa banyak kekurangan loh kak" ucap Ulfa.

"Gue udah siap buat itu semua Fa" ucap Riko.

"Kalau gitu Ulfa nerima kak Riko... " ucap Ulfa sambil tersenyum dan menatap Riko.

Cinta itu nggak butuh alasan apapun untuk mencintai seseorang.Asalkan kita nyaman dan merasa bahagia dengan orang tersebut meskipun orang tersebut hanyalah orang biasa dan wajahnya tak tampan seperti lelaki yang wajahnya rupawan namun banyak menyakiti hati.