bab 384 (Pov Rizal)
"Mama tahu kamu sangat mencintai Nana, tapi dia anak sahabat Mama yang dulunya sudah dijodohkan denganmu sejak kecil, Zal. Papa dulu pun juga setuju."
Aku menerawang jauh, sudah setahun ini setiap hari Mama merengek ingin aku bertemu dengan Bibi. Bahkan alasannya sangat sederhana hanya karena Nana tidak bisa di atur.
Aku sangat mencintai Nana, jadi tidak punya hal sepele itupun pasti tidak akan ada masalah di hubungan kami berdua.
"Maaf, Ma. Rizal tetap tidak bisa, Rizal sangat mencintai Nana. Sehidup semati," ucapku kesekian kali berharap Mama akan mengerti dengan keputusanku.
Uhuk! Uhuk! Uhuk!
"Kenapa anakku sekarang lebih memilih orang lain dari pada ibunya sendiri, ambil saja nyawaku tuhan." Mama menangis mengerang. Mungkin Mama menyesalkan keputusanku yang sampai saat ini menolak untuk bertemu Bibi.