Bab 307
Sayangnya, senyum itu tidak berlangsung lama. Beberapa saat kemudian, senyum itu memudar dan justru berubah menjadi seringai yang mengerikan? Kaget, Mas Beni maju hendak mencekik leherku. Aku mundur ke belakang tiga langkah. Rasanya tak percaya dengan apa yang kulihat, tapi tak ada waktu lagi, aku harus segera lari. Kubalikkan badan dan bersiap untuk berlari sambil berteriak sekeras mungkin, berharap ada yang mendengar dan mau menyelamatkanku.
"Tolong … tolong … toloooong!"
*******************
"Nita, Nita, bangun, Sayang!"
Aku mendengar suara Ibu Panti memanggilku, hingga ketika kubuka mata kulihat Ibu Panti sedang menatapku khawatir, kedua tangannya memegang pipiku.
"Mimpi buruk lagi, Nduk?" tanya Ibu Panti yang kujawab dengan anggukan kepala.
Ibu Panti menghela nafas, kemudian berdiri dan berjalan menuju meja di samping tempat tidur, mengambilkan minum untukku.