Bab 282
"Baiklah, akan Arin kirim." Kenzi tersenyum senang, akhirnya ia bisa menyelesaikan tantangan dari Kaisar tanpa berpikir repot akan hal membingungkan ini. Ia dulu ahli seni, tapi bukan seni grafis apalagi desain. Ia ahli seni musik dan juga menggambar sehingga ia lebih suka menghabiskan waktu dengan cat warna dan juga band nya. Sebenarnya ia juga malas saat disuruh mengecek cafe dan percetakan milik Kaisar, tapi demi sebuah kebebasan ia memilih mengiyakan keinginan Kanjeng Mami membantu Kaisar mengurus cabang perusahaan di Cilacap.
"Rin, anak kamu nggak ikut?" tanya Kenzi saat rebahan sambil memainkan game di tangannya.
"Enggak."
"Sama mertua kamu?"
"Iya, mungkin."
"Kok nggak kamu ajak aja? Suamimu nggak marah kamu kerja ninggalin anak sama mertua."
"Enggak."
"Yaelah, ditanya pendek amat jawabnya. Suami kamu kerja apaan sih, kok kamu malah memilih kerja."
Arim diam pura-pura sibuk dengan laptopnya, ia malas jika membahas masalah sensitif ini dengan sembarang orang.