Bab 263
Masih pukul empat pagi. Biasanya aku mulai mengemas daganganku pukul lima agar tak terlambat ke butik. Kuraba sisi kananku, kadal buntung sepertinya sudah bergerak. Tidak terlihat adanya tanda - tanda dia tidur di sebelahku.
Aku naik ke lantai atas tempat aku biasanya menjemur baju. Dua sejoli dimabuk cinta itu sedang duduk di bawah berbisik - bisik.
Mas James menyodorkan atm miliknya dan uang dari dompet. Gelapnya malam membuat uang mainan itu tak terlihat jelas. Gambar dan tulisannya semua sama. Hanya ada tulisan mainan yang membedakan keasliannya selain bisa diraba dan diterawang. Aku terduduk sambil menutupi wajahku. Nangis?. Ya enggaklah. Astaga sakit perutku, sebahagia ini mengerjai orang. Membayangkan wajah Jamila saat membayar dengan uang itu. Aku kembali melirik ke bawah. Jamila memasukkan pemberian mas James ke dalam lipatan bra sambil menempelkan dadanya ke lengan suamiku. Dia sudah merangsek hendak mencium suamiku.
