Marsya memasuki kamar lantas duduk di tepian ranjang. Ia menyeka air mata kasar. Berusaha menekan sebah di dada agar dapat bersikap tenang. Ia harus mencari tahu siapa wanita jal*ng yang telah merebut suaminya itu. Sementara ini Marsya akan pura-pura tidak mengetahui kebusukan James.
Terdengar suara derap langkah yang semakin mendekat. Buru-buru Marsya berbaring di atas ranjang. Berpura-pura telah terlelap.
Bab 240
James berjalan santai ke dalam kamar. Setelah membersihkan diri di kamar mandi. Lelaki itu berbaring di samping Marsya.
"Sudah tidur, Mer?" lirihnya.
"Tumben banget kamu nggak nunggu Mas pulang," tambahnya lagi.
Tak lama James mendekat dan mengecup kening Marsya lembut.
Hati Marsya sontak berdesir perih. Air matanya luruh walau saat ini telah terpejam. Jika dulu kecupan mesra dari James selalu dinantinya. Kini Marsya begitu membencinya. Bayangan kejadian di mobil antara James dan wanita itu seketika terlintas kembali