Bab 212
"Impianku adalah menjadi Bunda Khodijah di hati Rosulullah, Mas. Beliau tak pernah diduakan selama hidupnya. Karena aku tahu ... iman dan sabarku tak seteguh Bunda dalam menerima kenyataan ini." Erika tergugu dengan menangkup wajahnya di dada bidang suaminya.
"mas tak memaksamu, Sayang. mas mohon, dengarkan Abang dulu," lirih Gaga seraya mengusap pelan dan mengecup pucuk kepala istrinya.
Gaga melerai pelukkannya, menuntun Erika untuk duduk di sisi tempat tidur. Mengusap lembut bulir yang jatuh dengan ujung jari.
"Banyak yang harus mas pertimbangkan, sebelum memutuskan semuanya. Tak menutup kemungkinan mas akan di penjara jika menolak permintaan Sintia." Gaga menangkup kedua tangan di pipi istrinya. Berharap sakit yang diciptakannya berkurang.
"Berjanjilah untuk selalu di sisi mas, Sayang!" Gaga menatap tepat netra yang di kelilingi bulu-bulu lentik itu, ia tak ingin Erika pergi dan tak rela pula jika Sintia kembali menghilang.
