Bab 165
"Ini, minumlah!" pinta ibu seraya menyodorkan gelas berisi cairan berwarna kecoklatan.
"Apa ini, Bu?" tanyaku, meski sebenarnya aku tahu apa yang ada di dalam gelas yang kini berpindah ke tanganku itu.
"Ini obat supaya kamu cepat hamil!" ucap ibu dingin tanpa melihatku. Ada rasa nyeri di dalam dadaku dengan sikap wanita yang merupakan ibu mertuaku itu.
"Sampai kapan, Bu, aku akan minum ramuan-ramuan seperti ini?" tanyaku, menunjukkan ketidak sukaanku dengan sikap ibu yang terlalu memaksaku.
"Sampai kamu hamil!" Ibu sedikit membentak.
"Hamil atau nggaknya itu kan Tuhan yang tentukan, Bu!" ujarku dengan kepala tertunduk. Aku tidak berani menatap mata ibu yang tajam, yang seolah ingin menusuk jantungku.
"Nggak usah sok pintar kamu ! Kamu tinggal minum juga apa susahnya, sih! Sok-sok an bawa-bawa Tuhan lagi." Murka ibu.
"Ini udah hampir dua tahun loh, Bu, aku minum ramuan dari ibu. Tapi belum menunjukkan hasil, Bu." Protesku.
