Bab 161
Risih rasanya, makan berdua saja dengan wanita lain selain istriku. Aku membawa mangkuk sotoku pindah ke meja kerja, lalu menyelesaikan makan dengan cepat.
Clar menatapku dengan raut kecewa, tergesa diselesaikannya suapan demi suapan dalam hening. Dia terlihat salah tingkah setelah melihatku pindah dari sisinya.
Geli kulihat tingkah gadis itu, dia cantik tapi sayang belum mendapat jodoh. Aku tak ingin kami semakin dekat jika Clar terus memberi perhatian padaku seperti tadi. Hari ini mungkin aku masih waras, belum tentu besok atau besoknya lagi imanku akan kuat jika dia terus menggodaku. Meski aku sudah memiliki Marsya ... meski aku sudah mengunci pintu hatiku dari wanita lain, godaan itu tetap harus aku hindari.
"Sudah berapa lama kerja di sini?" tanyaku pada Clar saat soto di depanku sudah habis.