tinya. Kami menyusuri jalanan aspal dengan pohon-pohon kelapa di kanan kirinya. Dipenghujung jalan, kami berbelok menuruni jalanan tanah dengan rerumputan hijau segar dan pohon-pohon kelapa di kanan kiri. Dari sini terlihat ceruk berair jernih dikelilingi pepohonan, burung-burung bercericit dan debur air menghantam bebatuan terdengar jelas. Kami berhenti di depan ceruk. Menoleh ke bawah, tampak beberapa orang tengah mencuci di tempat cucian dari semen yang memanjang sekitar 3 meteran. Anak-anak kecil bermain air saling mencipratkan ke udara dan tertawa-tawa. Aku mengambil HP lalu memberikannya pada Arman.
"Tolong fotoin, yaa?"
Dia meraihnya, mengangkat HP ke udara lalu membidikkan cahaya keperakan ke
Tatapanku berganti-ganti dari wajah Dika lalu ke amplop berwarna cokelat yang diulurkannya. Karena aku tak juga menerimanya, akhirnya Anastasia meletak kannya ke atas selimut yang menutupi pahaku.
"Apa ini?" Aku meraihnya lalu memandang Dika yang tengah mengenakan pakaiannya.