Bab 109
"Sayang, ada apa? Kenapa kamu kaget?" tanya Dika yang baru saja pulang, yang seakan tak pernah ada apa-apa.
Kugenggam erat bekas tempat pil KB tersebut, aku memang belum pernah menggunakannya. Namun, sesekali adalah teman yang memperlihatkan. Jadi, aku tak sebodoh yang Mas Dika pikirkan!
"Ini apa, Mas?" Kuacungkan beberapa benda tersebut, bergemuruh hebat dadaku akibat sesak tak berkesudahan.
Mas Dika sempat mematung, ia tampak mencari alasan. Semoga kali ini, teka-teki di rumah ini segera terpecahkan.
Aku sendiri yang akan pergi, jika memang dia tak menginginkanku lagi!
"Kamu ... memata-mataiku sayang?" tegas Mas Dika bertanya, kini giliran aku yang dibuat tegang.
"Mas, jawab aku. Ini tuh bekas pil KB 'kan? Kenapa bisa ada di saku celanamu? Ayo bilang, semua isinya kamu apakan?!" Aku menjerit, merasa frustasi dengan permainan yang sedang ia lakoni.
Mas Dika tak menjawab, ia memeluk tubuhku. Memberi pemujaan pada diri, yang memang saat ini tengah kalut.