Keesokan harinya Zia terkejut karena dirinya yang terbangun di atas ranjang, lalu Zia mengitari setiap sudut ruangan.
"Alhamdulillah, berarti semalam aku tidur sendiri," ucap Zia dengan lega.
Zia masih merasa takut jika dirinya tidur bersama Gaven lagi.
"Zahra!" panggil Gaven sambil mengetuk pintu, dengan malas Zia membuka pintu kamarnya.
"Kenapa?" tanya Zia dengan jutek.
"Cepat wudhu, kita shalat subuh berjamaah," jawab Gaven, Zia menghela nafasnya dengan berat, ingin sekali menolak, tapi Zia tau menolak ajakan untuk beribadah tanpa alasan yang jelas itu sama saja dengan melakukan dosa, apa yang Zia lakukan pun menjadi makruh karena dirinya terpaksa melakukan itu.
"Jangan merengut gitu, diajak ibadah sama suami masa cemberut, percuma dong kamu gak akan dapat pahala," ucapan Gaven membuat Zia merasa tertampar, dengan cepat Zia menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu, lalu mereka menunaikan shalat subuh berjamaah.