Saat sedang menggendong Arkasya, aku melihat pintu sebuah kamar terbuka. Kamar itu sudah tidak asing lagi bagiku. Kupercepat langkahku untuk melihat apa yang sedang terjadi. Ketika jaraknya semakin dekat, suara barang-barang yang dijatuhkan semakin terdengar. Aku masuk ke dalam dan melihat Argat di sana. Kamar ini masih dipenuhi dengan foto-foto masa lalu Maya dan Argat. Aku juga masih ingat saat pertama kali memasukinya. Namun kini dengan perasaan yang berbeda.
"Kenapa kau buang bingkai-bingkainya?" tanyaku.
Bukan hanya membuang, Argat juga membantingnya ke dalam kardus sehingga kacanya menjadi pecah. Apa yang dia lakukan? Bukankah kamar ini sangat berarti untuknya?
"Aku tidak ingin ada fotonya lagi di rumah ini," jawab Argat.
"Apa? Tapi kenapa?" tanyaku benar-benar bingung.