Aku turun dari taksi dengan terburu-buru. Kali ini aku mantap untuk menemui Gavin. Aku sadar jika kami masih saling mencintai, karena itu tidak akan kubiarkan kami berpisah lagi. Mataku melihat ke sekeliling arah untuk menemukan keberadaan Gavin. Namun, aku mulai merasa kelelahan karena orang yang sejak tadi kucari tidak kunjung menampakkan diri. Aku mulai berpikir kalau aku sudah gagal. Kutekan layar ponselku untuk menghubungi Gavin. Aku semakin resah karena tidak ada jawaban. Rasanya tenagaku mulai melemah untuk kembali mencarinya. Mataku mulai berair membayangkan kepergiannya.
"Aku terlambat," ucapku menatap ke bawah.