Kutarik tangan Elsa dengan pelan ke toilet. Aku tahu kalau suasana hatinya sedang buruk hari ini. Namun, Elsa masih saja enggan menceritakan padaku tentang kejadian kemarin. Elsa menganggap kalau masa lalu harusnya dilupakan dan tidak perlu diceritakan. Dari penolakannya itu membuatku berpikir bahwa mereka tidak baik-baik saja. Mungkin saja dugaanku benar, mengingat luka yang diberikan Gavin pada Elsa yang belum sepenuhnya sembuh.
"Kalau kau tidak bicara padaku, lalu siapa yang akan bicara padaku? Bagaimana aku bisa menghiburmu?" Aku masih berusaha membujuk Elsa.
"Kenapa, Delisa? Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi? Ini benar-benar mimpi buruk," ucap Elsa sembari menyibakan rambutnya ke belakang.
Seharusnya aku tidak meninggalkan Elsa kemarin. Kupikir dengan meninggalkan mereka, mereka bisa bicara dengan serius. Namun nyatanya hanya memperlebar lukanya. Aku juga baru sadar kalau Elsa memang sudah tidak menginginkan Gavin. Itulah yang harus kusadari sejak awal.