Dengan bujukanku, akhirnya Argat tidak marah lagi padaku. Meski pada akhirnya aku harus menanggung risikonya. Argat jadi bertindak lebih protektif padaku. Kurasa ini snagat berlebihan dan beberapa tidak diperlukan. Kini dia menggunakan GPS untuk memantau ke mana saja aku pergi. Bukan hanya itu, dia juga mewajibkanku untuk minta izin dan melapor apa pun yang kulakukan di luar sana, meski hanya sebentar. Baginya semua aktivitasku harus dapat dijangkau olehnya sepanjang waktu.
"GPS di ponsel aku tidak masalah, tetapi kalau harus mengirimkan video singkat ke whatsapp aku keberatan. Bagaimana kalau kejadiannya mendadak dan aku tidak bisa merekamnya?" tanyaku yang dibuat pusing olehnya.
"Apa susahnya hanya mengambil video selama beberapa detik? Lakukanlah seperti kau membuat insta story," ucap Argat yang menganggap enteng segala peraturannya.
"Tidak bisa. Aku tidak bisa memvideonya setiap hari. Orang-orang akan melihatku nanti," ucapku.
