Aku menuruni tangga dengan cepat. Argat sudah memutuskan untuk tetap pergi sendirian. Sebanyak apa pun usaha kami untuk mengubah pikirannya, tidak akan berhasil. Argat selalu mengatakan kalau kami tidak akan mengetahui hasilnya kalau belum mencoba. Gara-gara ucapannya itu, Elsa jadi berpihak padanya. Bahkan dari belakang dia mengejarku supaya tidak menahan Argat pergi.
"Argat," panggilku yang membuatnya menoleh.
Argat berjalan menghampiriku dan menamgkup pipiku. Bukan kalimat untuk diyakinkan yang kubutuhkan saat ini, tetapi aku membutuhkan dirinya. Aku mencintai keduanya, baik anakku dan suamiku. Aku tidak akan menyerahkan salah satu dari mereka. Mengapa Argat tidak mau mengerti?
"Kau tidak akan pergi sendirian, aku ikut," ucapku.
Sekarang dia punya dua pilihan, mengajakku atau tidak jadi pergi sama sekali. Arkasya juga anakku, kalau terjadi sesuatu pada Argat, maka aku juga harus ada di sana. Aku ingin ikut bersamanya baik mati atau pun hidup.