Sudah terlalu lama aku hanya berdiam di kamar dan tidak melakukan aktivitas apa pun. Aku banyak melamun dan melihat keluar jendela. Bahkan sarapanku saja belum kumakan. Aku keluar untuk membuat jus. Setidaknya aku harus mengisi perutku supaya tidak kosong, karena aku tidak nafsu makan nasi. Di bawah mama sedang menonton televisi dan ketika tingal satu anak tangga lagi yang harus kuturuni, tiba-tiba muncul berita mengenai kejadian kemarin, kejadian saat kami dikerumuni wartawan. Judul beritanya cukup besar dan tertulis namaku yang tersulut emosi atas kasus penculikan ini. Kukepalkan tanganku kuat-kuat karena merasa muak dengan beritanya. Mama sama muaknya denganku dan memilih mematikan televisinya.
"Delisa," ucap Mama setelah berbalik menghadapku.