Akhirnya kami selesai juga. Arkasya juga masih tidur sejak tadi. Seharusnya kami sudah keluar dari tadi, tetapi mama masih mengoberol dengan Tante Kamila, karena itu kami memilih menunggu di luar ruang VVIP. Aku duduk sekalian cuci mata melihat koleksi gaun yang dipajang dengan indah.
"Aku ke kamar mandi sebentar," ucap Argat yang kubalas dengan anggukan.
Di sela-sela menunggu, pandanganku beralih pada sepasang kekasih yang awalnya baik-baik saja sekarang tampak sedang cekcok. Aku tidak tahu apa yang menjadi penyebabnya, tetapi samar-samar aku bisa mendengarnya. Aku melihat ke sekitar berharap ada karyawan yang melerai mereka. Selain tidak ada karyawan yang mengetahuinya, Argat juga lama sekali di kamar mandi. Alhasil aku memilih untuk melangkah lebih dekat dengan mereka. Niatku terhenti saat mendengar pembicaraan mereka yang memiliki kemiripan dengan kisahku.