Aku masih terdiam dengan mata yang berkaca-kaca. Kami memang sudah menikah, tetapi ini adalah pertama kalinya Argat melamarku. Aku seakan baru saja dilamar dan hendak menikah.Perasaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya membuatku terharu. Akhirnya aku mengangguk dan membuka kedua tanganku untuk memeluknya. Argat lansgung berdiri dan memelukku. Tanpa kusangka dia mengangkatku sambil berputar.
"Argat turunkan aku. Aku pusing," ucapku di tengah kebahagiaanku.
Argat menurunkanku dengan poisisi masih memelukku. Mama dan papa bertepuk tangan dengan ekspresi bahagia yang terpancar di wajah keduanya. Lama-kelamaan aku malu karena memamerkan kemesraan di hadapan mereka. Argat terlalu bahagia hingga rasanya tidak ingin melepaskanku. Dia juga tidak menyangka kalau aku akan lansung setuju tanpa perlu bujukan lagi darinya.
"Kita akan menikah!" ucap Argat dengan keras.