Gara-gara kejadian kemarin, Argat sama sekali tidak berbicara padaku. Bahkan aku ragu untuk mmeinta tolong menjaga Arkasya sebentar karena aku ingin bersiap-siap. Yang kukatakan kemarin itu memang sudah kelewatan, wajar kalau Argat sampai mendiamkanku. Namun bukan hanya didiamkan saja, aku ingin mendengar responnya. Aku menunggunya mengiyakan keinginanku untuk bercerai.
"Kita akan berangkat!" ucap Argat dari bawah.
Mau tidak mau aku harus berganti pakaian dengan cepat karena sambil mengawasi Arkasya. Kereta dorongnya ada di ruang tamu dan akan memakan waktu kalau aku harus turun dahulu untuk mengambilnya.
"Delisa! Kita tunggu di luar!" ucap Mama.
"Iya, Ma!"