Ponselku berdering karena ada panggilan masuk dari Maya. Aku terkejut begitu membaca namanya di layar ponselku. Argat memang ada di kamarnya, tetapi tetap saja aku takut kalau langsung mengangkatnya. Ponselku terus berdering seperti tiada henti, karena itu kututup dahulu pintunya. Kemudian aku melangkah ke balkon untuk mengangkatnya.
"Hallo."
"Sudah dua hari."
"Ya, aku tahu. May, jangan khawatir, aku akan mengabarimu saat waktunya tiba."
"Bukan aku yang menunggumu, tapi kau yang membutuhkan waktuku.
Maya kemudian mematikan teleponnya. Teleponnya itu adalah peringatan bagiku untuk mempercepat pergerakanku. Aku tidak tahu berapa lama waktu yang akan dihadiahkannya padaku, karena itu sehari saja tidak bolek kusia-siakan. Aku terkejut saat merasakan tepukan di bahuku.
"Ada apa?" tanya Argat yang melihatku tampak terkejut.